Minggu, 02 Oktober 2016

Panorama Surga Negeri di Atas Awan, Dieng Plateu

            Berawal dari dongeng sebelum tidur yang dilantunkan oleh Ibu, bahwa di Jawa Tengah ada sebuah tempat yang memiliki keindahan seperti surga. Ya, Kala itu Ibu menceritakan pengalamannya waktu muda ke wisata Dieng yang konon memiliki keindahan tiada tara. Tentu hal itu menimbulkan rasa penasaran saya untuk bisa mengunjunginya suatu hari nanti.
panorama dieang plateau dari gunung prau

            Dan setelah lama bermimpi, akhirnya saya terbangun di suatu pagi di bulan agustus. Saya memutuskan untuk mengunjungi langsung dataran tinggi Dieng yang berlokasi diantara dua kabupaten yaitu Banjarnegara dan Wonosobo tersebut. Udara pagi itu sangat dingin, kabut pun ikut menemani di sepanjang perjalanan purwokerto hingga ke perbatasan banjarnegara.
suasana sejuk dataran tinggi dieng

Pagi itu, saya sempat menyantap bubur yang nikmat sekali di alun-alun wonosobo. Udara segar dan aroma khas pedesaan yang lama saya rindukan selama di perantauan, mulai terasa ketika sampai ditempat ini. Dari kota Wonosobo menuju Dieng sendiri masih membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Pemandangan kanan dan kiri berupa sayur-mayur yang memanjakan mata dengan kondisi jalan yang makin menanjak, berkelok-kelok serta aliran sungai serayu yang jernih benar-benar menyejukkan. Dan taraaa… akhirnya sampailah saya di negeri dongeng Dieng Plateu yang ditandai dengan sebuah gapura bertuliskan “Kawasan Dieng Plateau”. Udara dingin mulai menyeruak, menusuk tulang yang kala itu bersuhu sekitar 7 derajat celcius.
berada di salah satu obyek wisata dieng
Setelah selesai sarapan dan membersihkan diri, Guide bernama Pak Wahyu dengan membawa kamera kesayangannya langsung mengajak saya berkeliling ke beberapa spot andalan di kawasan Dieng. Pertama kali menginjakkan kaki, saya begitu takjub akan salah satu panorama alam jawa tengah yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara ini.
Dan inilah beberapa destinasi di kawasan Dieng Plateau yang telah membuat saya benar-benar terpukau ketika berkunjung:

1. Telaga Warna

telaga warna dengan kandungan sulfurnya
Seperti namanya Telaga Warna, telaga ini memiliki warna yang berubah-ubah jika terkena pantulan sinar matahari karena kandungan sulfurnya yang tinggi. Sayangnya, waktu itu cuaca sedang kurang baik, gerimis beberapa kali menemani kunjungan saya. Meskipun begitu, pengunjung tetap antusias dengan asyik berfoto di spot andalan yang begitu terkenal di Dieng. Dan berikut view telaga warna yang sempat saya abadikan saat gerimis kala itu.
salah satu spot untuk berfoto di telaga warna
Untuk harga tiket weekend sendiri dikenai Rp.7.500,- untuk wisatawan lokal, dan Rp. 150.000,- untuk wisatawan mancanegara. Tiket tersebut sudah mencakup obyek seperti telaga pengilon, gua sumur, gua jaran, gua semar dan lain-lain.
suasana telaga yang gerimis dan berkabut 

2. Telaga Pengilon

beningnya air di telaga pengilon berpadu dengan gerimis

Telaga Pengilon merupakan telaga yang lokasinya berdekatan dengan telaga warna. Sesuai dengan namanya, dalam bahasa jawa Pengilon berarti cermin, karena air di telaga ini lebih bening dan jernih seperti cermin. Meskipun beragam mitos berkembang, namun tetap saja pemandangan telaga yang dikelilingi pohon-pohon  dan rumput ini membuat kagum setiap mata yang memandang.

3. Batu Tulis


Batu Tulis merupakan sebuah batu besar dengan sebuah patung Maha Patih Gajah Mada didepannya. Legendanya pun sudah tertulis disamping patung tersebut, yakni konon orangtua yang memiliki anak yang belum bisa membaca, kemudian ia memohon kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh maka anak tersebut akan segera bisa membaca.

4. Gua Sumur


pintu masuk gua sumur

Masih dalam satu kawasan dengan obyek telaga pengilon dan telaga warna. Gua yang didalamnya terdapat air yang dikenal dengan Tirta Prawitasari ini dipercaya mampu menyembuhkan segala penyakit. Nah, di dalam gua ini ternyata berpenghuni, dijaga oleh seorang sesepuh bernama Mbah Kumolosari.

5. Gua Pengantin

jalan masuk menuju gua pengantin
Gua yang letaknya bersebelahan dengan gua sumur ini, konon dipercaya dapat mendatangkan jodoh setelah melakukan semedi di dalam gua sesuai syarat yang diberikan oleh sang juru kunci gua. Apakah kalian tertarik dan  berniat untuk mencobanya??? hehee

6. Kompleks Candi Arjuna

candi arjuna yang diselimuti kabut
Diberi nama kompleks, karena di tempat ini bukan hanya terdapat candi arjuna saja. Di kawasan candi arjuna dapat kita jumpai 4 candi sekaligus antara lain: Candi Srikandi, Candi Semar, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Dan lagi-lagi sore itu kabut kembali menyelimuti jelajah saya di sekitar kompleks candi. 
dieng culture festival
Serunya lagi, jika cuaca cerah tempat ini sering dijadikan spot perburuan fotografi milkyway yang sangat keren. Sayangnya, cuaca yang kurang mendukung membuat saya gagal berburu milkyway waktu itu.
kompleks candi arjuna dieng

Di area Kompleks candi bercorak Hindu ini, sering dijadikan sebagai tempat perayaan Dieng Culture Festival. Yaitu, sebuah kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan ritual pemotongan rambut anak gimbal yang disertai dengan pelepasan lampion dan music jazz negeri diatas awan. Untuk tiket masuk kompleks candi arjuna sendiri sudah naik menjadi Rp.15.000,-.
suasana kompleks candi arjuna menjelang malam

7. Kawah Sikidang

suasana kawah sikidang yang diselimuti kabut

Pertama kali memasuki area ini saya langsung melihat segerombolan orang ramai berfoto-foto di sebuah icon bertuliskan “KAWAH SIKIDANG”. Memang menarik sekali, dari kejauhan tampak pegunungan dengan asap tebal yang keluar dari kawah. Bau belerang yang menyengat begitu tercium, sebab Dieng sendiri memang merupakan dataran tinggi vulkanik yang masih aktif dengan ketinggian sekitar 2000mdpl. 
telur rebus yang dijajakan pedagang

Di beberapa  titik lokasi, saya dapat melihat lumpur yang meletup-letup, bahkan tampak para pedagang mencoba memamerkan atraksi menceburkan telur hingga matang hanya dalam waktu singkat, Amazing!!

Lagi-lagi cuaca yang tak menentu kala itu, membuat kabut makin tebal disertai angin dan akhirnya saya harus basah kuyup karena kehujanan. Disarankan ketika berada di kawah ini untuk memakai masker/ penutup hidung supaya terhindar dari bau belerang.
wajib memakai masker di kawah sikidang


8. Petak 9 Bukit Sidengkeng

gerbang masuk petak 9

Kalau obyek yang satu ini, lokasinya tidak terlalu jauh dari gerbang masuk Telaga Warna ditandai dengan gapura bambu bertuliskan Wana Wisata Petak 9 Dieng Plateau. Di dalam kawasan ini dapat dijumpai spesies tanaman hutan langka seperti bunga terompet  dan lain-lain. Wana Wisata petak 9 bisa disebut sebagai icon yang mirip dengan kalibirunya jogja. Karena terdapat sebuah rumah pohon dengan view langsung menghadap ke 2 telaga sekaligus. Sehingga tempat ini bisa dijadikan alternative lain untuk menikmati ketinggian dieng plateau selain batu ratapan angin.

9. Batu Pandang Ratapan Angin

view telaga warna dan pengilon dari batu ratapan angin

Merupakan sebuah batuan bertebing yang lokasinya tak jauh dari telaga warna. Jangan lupa siapkan tenaga untuk menuju ke batu tersebut. Sebab pemandangan dari atas begitu menakjubkan berupa view telaga pengilon dan telaga warna yang seolah bersatu namun tidak menyatu.  Spot yang paling diserbu para pengunjung karena pemandangan dari ketinggiannya yang begitu mempesona.
salah satu spot foto di batu pandang ratapan angin

10. Dieng Plateau Theater


Selain wisata alamnya ternyata di Dieng ini tersedia tempat yang secara khusus menyajikan film documenter. Dalam film yang berdurasi 20 menit tersebut diceritakan sejarah dataran tinggi Dieng mulai dari cerita meletusnya gunung, potensi wisata dan alamnya serta tipikal masyarakatnya tersaji lengkap dalam sebuah film. Untuk menikmati film bioskop berkapasitas sekitar 60 orang tersebut, dikenai tiket retribusi sebesar Rp. 10.000,-.
tempat pemutaran film dokumenter dieng

11. Jembatan Merah Putih Dieng


Nah, kalau jembatan ini lokasinya dekat dengan ratapan angin, hanya beberapa meter saja. Bagi kalian pecinta aktivitas flying fox, arena jembatan merah putih bisa menjadi tempat yang seru untuk bisa menikmati pemandangan dieng dengan cara yang berbeda.

12. Gunung Prau

menanti sunrise yang indah di gunung prau

Satu lagi wisata andalan Dieng adalah wisata gunung Praunya yang menjadi tempat favorit bagi para pendaki.Dengan ketinggian 2.565mdpl, puncak gunung prau menyajikan landscape yang menawan berupa background 5 gunung sekaligus, yaitu sumbing, sindoro, Merapi, Merbabu dan Slamet. Sensasi menikmati sunrise yang indah dari negeri diatas awan Dieng Plateau selain Bukit Si Kunir dengan view Golden Sunrisenya yang ajib.
sun rise dan lautan awan gunung prau dieng

 Uniknya, yang membedakan gunung prau dengan gunung-gunung lainnya adalah banyaknya bukit-bukit savana hijau di puncak, sehingga di gunung prau sering dikenal dengan bukit teletubbiesnya yang maha dahsyat. Selain itu di gunung Prau kita akan memandang hamparan bunga daisy atau bunga lonte sore yang sangat cantik. Panorama telaga warna yang berwarna warni, asap kawah sikidang yang mengepul, serta pemandangan lahan sayuran yang tersusun rapi terlihat indah dari puncak  Maha Prau.
bukit teletubbies gunung prau
12 Tempat wisata Dieng diatas sudah sangat mewakili rasa penasaran saya selama ini. Jujur, benar kata Ibu bahwa sekali berkunjung ke Dieng Plateau rasanya ingin terus kembali mengunjunginya. Buktinya dua kali ke tempat wisata ini saya masih saja merasa rindu, rindu akan keramahan masyarakatnya, rindu akan alamnya yang menawan dan rindu akan kulinernya.
Background merbabu,merapi, sumbing, sindoro dari prau

 Ow ya, satu lagi ketika bertandang ke Dieng jangan sampai terlewatkan menu andalan Mie Ongklok, yakni sebuah kuliner mie rebus yang dibumbui dengan kuah kental  dari campuran bumbu kacang, sari pati singkong, ebi dan gula merah yang kemudian di beri kucai. Biasanya disantap langsung dengan sate sapi sebagai pendampingnya. Hmm.. benar-benar So Yummy.. Terasa Lengkap sekali perjalanan mengunjungi Dieng Plateu. Untuk Oleh-oleh banyak sekali pilihan makanan mulai dari manisan atau keripik berbahan kentang, carica, jamur dll.
bunga daisy yang menjadi karakteristik gunung prau

Berikut rincian transportasi yang digunakan dari Jakarta menuju Dieng ala-ala Backpackeran versi saya:
1. Transportasi Kereta api Pasar Senen-Purwokerto
2. Dari Purwokerto naik angkutan umum menuju terminal Purwokerto
3. Dari Terminal Purwokerto naik bis metromini menuju Wonosobo
4. Dari Wonosobo dilanjutkan metromini langsung menuju Dieng Plateau
Nah, simple dan nggak ribet kan untuk bisa menikmati panorama tiada tanding Dieng Plateu?? Tunggu apalagi, Angkat ranselmu dan nikmati keindahan Negeri Di atas Awan, Wisata kebanggaan Kabupaten Jawa Tengah ini.


                                                           =====

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah (Link www.twitter.com/visitjawatengah)


Note: Semua foto dalam blog ini merupakan dokumentasi pribadi penulis.



Minggu, 18 September 2016

Berkeliling ke taman-taman di Jakarta

Awalnya karena sebuah rekomendasi dari teman yang mengajak saya nonton konser maliq d'essential di taman barito tahun baru 2015. Sebagai teman yang baik tentu saya setuju, apalagi taman yang disebut-sebut membuat saya penasaran. Seperti apa sih taman Jakarta yang menurut teman saya yang metal ini indah, hingga dia bisa luluh main ke taman????? Penasaran bangett deh jadinya.

yapps, berangkat pertama kali muter-muter menteng lewat lapangan banteng dan akhirnya sampailah ke menteng. Pengalaman gimana rasanya ditunjukin "jamet" ya waktu muter2 menteng. Seru juga,, hhha sehingga kesan jakarta begitu terasa.

Review ini dia taman-taman jakarta  terfavorit versi saya tentunya:


1. Taman Menteng
    Seperti namanya ya taman ini unik sekali berupa rumah kaca yang didesain unik sekali, lengkap dengan berbagai fasilitas mulai dari toilet, mushola, tempat parkir, area bermain anak-anak, lahan hijau, tempat nongkrog dan ngopi-ngopi manis, serta arena lapangan mulai dari futsal, basket, voly dan lengkap banget dah buat olahraga.



tulisan taman mentengnya kece abis pertama liat

kalo malam lampu rumah kacanya keren

spot fave banget rumah kacanya unik
nahh itu ulasan dikit tentang taman menteng, selengkapnya baca di Taman menteng jakarta

2. Taman Kodok
Kalo taman kodok lokasinya cuma sebelahan sama taman menteng terpisah tempat parkir aja, yang jelas batagor menteng sama ketoprak dan es kelapa mudanya yang bikin ketagihan. taman kodok ini punya air mancur dan lebih kecil areanya. Spot tempat nongkrong yang didesain sedemikian cantik juga cocok buat latihan drama dan fotografi.

3. Taman Suropati
By the way, ini taman kenangan banget deh pertama diajak nongkrong ditaman ini. Kita nonton film sampai batrainya abis trus ujan-ujanan ke sevel. Pertama kesini dikenalin sama tahu gejrotnya si mamang, sedapp banget. Dan berawal dari taman ini pertama kalinya juga diksih rekomendasi sop duren yang ajibb banget rasanya, sama itu tuh makanan sederhana, sesederhana yang nraktir yaitu ketan susu sama tempe goreng minumnya teh pait pake gerabah, hmmm nggak bakal lupa banget sama makanan ini.
nonton film penuh kenangan disini, karena saya nggak boleh sampe nginjek rumput hahahha

musisi seni biola di tamsur

rumah burung tamsur
 nah, kalo udah ditaman ini aku suka lama nungguin burung keluar cuma mau motret si burung yang entah nggak keluar-keluar juga.

 nihh peta tamsur, kalo-kalo kamu kehilangan arah, tersesat dan tak tau arah jalan pulang heheh


 spot taman berwarna-warni yang ada patung kudanya, ada air mancur cantik banget deh
Ow ya, kalo menurut aku ini taman paling diminati warga jakarta, selain menarik banyak air mancur, suasananya seger, juga sering buat kopdar gitu suasananya emang nyaman, adem, aku suka cari inspirasi disini. Makasih banget pokoknya buat yang pertama kali recomendasiin aku ke tempat secantik taman ini. Selengkapnya tentang tamsur baca disini taman suropati

4. Taman Situlembang
Nah lhoh, sekitaran menteng emang seru kalo buat muter-muter. Pertama kali diajak ya diputer-puterinin di 3 taman ini, yang ternyata katanya jauh padahal deket banget. Asli saya dibohongin, deket banget jalan kaki, trus kenapa harus muter-muter pake motor.. duhh nggak apa2 yang penting ujung2nya bisa liat taman.
inspiratif buat aku nulis tempatnya adem

terakhir kesini emang lagi galau ngelamun mulu



para pemancing hebat tak kenal pulang sebelum dapet ikan. sedihnya pas terakhir kesini teratainya nggak mekar, terus air mancur nggak dinyalain,sedih deh. 
"apa aku harus menunggu sampai teratai ini mekar baru aku pulang" hahahaha
selengkapnya baca disini yee taman situlembang

Demikian review taman-taman jakarta yang menurut aku nyaman, bikin tenang, damai dan banyak kenangan. Mari budayakan berkunjung ke taman-taman dan jagalah kebersihannya.

Sabtu, 02 Januari 2016

Bandung: Tahura Juanda-Tebing Kraton

26 Desember 2015

Sebuah pekan libur panjang, dimana kondisi ruas jalanan sedang macet, ketika orang2 sibuk mudik dengan barang bawaaanya yang beratnya berton ton, mereka begitu semangat membawa tas ransel ditambah jinjingan, sambil menarik koper dan menenteng kardus2 besar berisi sembako (mungkin :D Just a joke), tetapi saya sibuk berdiam diri di mess putri adidas, alias asrama yang begitu juga kebanyakan orang menyebutnya Apartemess lantai 2, atau apalah yang penting mereka senang. :P
Disaat semua orang sibuk melawan kemacetan parahnya, yang konon katanya lebih parah dari hari lebaran itu, Saya justru menyiapkan energi untuk ke bandung pagi2 pukul 05.30.

Sebuah perjalanan singkat (namun terasa sangat lama menurut saya) dimulai dari keberangkatan kami hari jumat tgl. 25 desember 2015 dari serang menuju stasiun pasar senen, sebut saja kami sedang backpackeran ala2 bocah ilang berdua bersama teteh, agar paginya tidak datang terlambat berkumpul di Plaza semanggi.
Next, pagi itupun tiba. Setelah sholat shubuh kami langsung ke halte busway menuju plaza semanggi jakarta selatan, sembari menikmati kuliner pasar pagi di pasar senen yang beraneka macam. Jajanan pasar tradisional tersedia disini. Sekitar pukul 05.00 kami naik busway, dan seperti biasa kami langsung menyandarkan kepala untuk tidur sejenak, terang saja kami semalaman di stasiun tidak tidur sama sekali. Sampai akhirnya si bapak sopir busway terlalu baik, kasian nganterin kita sampe halte benhil sembari dia pulang kerja ke cibubur.

Pukul 05.30 tepat kami sampai di Plaza semanggi, terlihat ada mobil ELF dan beberapa orang sedang narsis ria, yuhhuu.. mereka adalah rombongan trip kami ke bandung.
Di seberang, ada rombongan si mata sipit ala2 chinesenya jakarta, (apa iya kami salah main lagii :( 
Tak lama kemudian, datanglah si trip guide kami, kak Adhyt dan ka Linda yang siap memandu perjalanan One day trip kami menuju bandung dengan tujuan awal Tebing Kraton dan Bosscha.



ini dia foto lagi di sekitaran daerah tol ciawi, asli ini yang di depan asik selfie, lihat saja belakang tepar pada sleepy, terutama saya yang sudah mimpi indah sekali :))

Setelah menikmati kemacetan selama 2 jam, didaerah dago untuk menuju Observatorium Bosscha, tiba2 ka linda selaku guide tour, tiba2 mengumumkan kalo bosscha mendadak sedang ditutup, ia terlambat memperoleh info. Ya, tentu saja semua pada kecewa karena gagal menikmati tempat observasi bintang yang pernah dipakai shooting film petualangan sherina itu. Namun tidak dengan saya, ketika ka linda bilang trip dialihkan ke Tahura(Taman hutan Raya Djuanda) justru saya senang bukan kepalang.
Pukul 12.00 sampailah kami di Tahura, hawa dingin mulai menyengat, aroma alam nan hijau mulai menebar membuka lebar mata saya yang terpejam selama perjalanan. Seusai Ishoma, rombongan mulai berpencar. Dan tentu saya hanya berdua bersama Eteh.

Weaww, Funtastic, dari  pintu masuk kita akan disuguhi oleh kokohnya pohon pinus yang menjulang tinggi.

Kenyataan, untuk bisa memotret eteh itu sangat susah, dan akhirnya dapat juga foto Teh.Rossi bersama Pin Tukang Jalan :))
Kalo untuk foto yang satu ini abaikan saja, jangan dilihat, saya yakin banyak yang sudah bosan melihat foto saya :D

Melanjutkan langkah kami, berikut terdapat plang rute lengkap dengan jarak yang ditempuh dari pos pohon pinus, menuju lokasi keren yang bisa kita kunjungi tentu dengan berjalan menyusuri area hutan2 dengan beragam jenis spesies ribuan pohon di Djuanda.


Udara yang sejuk, dengan cuaca yang sedikit mendukung waktu itu, tidak terlalu panas juga tidak terlalu mendung, kami bertemu dengan ka linda yang tertinggal oleh rombongan geng narsis ria yang sedang asyik bersama ka Adhyt menuju Goa Jepang dan Goa Belanda.
dengan kamera B-Pro ka linda kami sibuk mencari tiap sudut megahnya panorama hutan juanda yang sangat teramat luas ini. Tampak Tugu Patung Ir.Djuanda ditengah-tengah hutan Mahoni dan Jati.



Tidak jauh dari  Tugu Ir Djuanda, menuju arah kanan 3meter kita akan disuguhkan dengan Museum dimana terdapat beraneka ragam spesies binatang yang menduduki wilayah Tahura ini. Terdapat banyak sekali hewan yang telah dimuseumkan, seperti yang satu ini. Uppss,, Kalo foto yang ini entah salah saya atau salah yang pegang kamera..: :P (abaikan)


 Karena teteh suka diblrur-in mukanya ... *Peaceeeeee

Jauh menyusuri museum, kami berjalan lurus. Pohon pohon Jati yang gagah tampak tua, di seberang jalan terdapat banyak sekali tukang ojeg yang menawarkan ojeknya dengan tarif yang tidak rasional. Tawar saja semurah mungkin jika anda tipe orang yang tidak suka berjalan, mungkin ini adalah alternatif cepat untuk memudahkan perjalanan anda menikmati wisata alam di Djuanda, Tentunya anda harus pandai menawar si tukang ojek dengan lihai.

 lumayan ada yang bawain kameranya, jadi perjalanan terasa ringan.. # edisi sewa tukang photo


Spot Goa Jepang dan Goa Belanda yang berjarak kurang lebih 500meter bisa kita kunjungi dengan cepat, jika anda tipe anak Goa silahkan telusuri goanya sampai dalam, siapa tahu ada harta karun terselip dari sang Penjajah Negeri kita :))






 Ini dia Goanya, Kalo nggak dijajah yaa nggak bakalan ada Goa beginian :D



Next, waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, kami harus melanjutkan perjalanan kembali, walaupun sedikit sedih dengan cepat berlalunya waktu, karena kami belum sempat menuju Curug yang airnya mengalir ala2 air terjun di Amerika (katanya sih gitu), dan harus Ke Spot berikutnya yaitu Tebing Kraton. Lokasinya tak jauh dari Tahura, cukup lewati jalan samping kanan Tahura kemudian pertigaan belok kanan, Lalu Luruuuusssssssssss terus, Pokoknya lurus aja ikutin kata hati, karena kata hati yang terdalam itu tidak pernah salah ... :) .Lurus dan menanjak, dan akan semakin menanjak, dengan view sebelah kiri Pohon Pinus dan view kanan adalah area perkebunan sayur mayur,, hmm indah sekali pemandangan ini.
Untuk Menuju Lokasi Tebing Kraton ini, Mobil tidak bisa masuk sampai keatas karena jalannya terlalu kecil sehingga untuk 2 jalur akan sangat sulit jika dilewati dengan mobil. Untuk keatas, di Parkiran sudah tersedia Ojeg2 yang behamburan seperti di Terminal, disana sudah tertera dengan sangat jelas tarif menuju ke tebing, satu kali jalan Tarif Rp.30.000,- dan tarif PP Rp.50.000,-.
Disana terdapat satu ojeg anak kecil, kecil banget walaupun tingginya setara dengan tinggi saya (dasar sayanya aja yang nggak tumbuh keatas :( ).
Haa, masa iya saya harus dengan anak ini, ngeriii duluan sebelum dibayangkan keatas bersama anak ini, walaupun Teteh sempat bilang sama abang2 ojeg yang lain, meminta yang lain saja , tapi abang2 itu malah bilang "Nggak apa2 dia sudah ahli berpengalaman" Fiuuhh,, tepok jidat, harus banyak2 baca doa dulu.


Tadaaaaa,, Sampai diatas juga, setelah sempat ketakutan histeris Si Otong tukang ojek ini hampir Oleng jalannya licin, Tetap saja si Otong Luar Biasa...
Ini Papan harga tiket yang terpajang tepat didekat pintu masuk samping loket, Harga yang tidak wajar kalo menurut saya untuk Wisata asing Rp.76.000,- Tohh diatas ada apa sih , tak ada arena outbound atau sejenisnya, atau untuk asuransi??? Entahlah, Nominal ini masih terasa menjannggal. Memang iya sih, diatas sana nanti kita akan disuguhi panorama pemandangan yang luar biasa. Dari ketinggian tebing kita bisa melihat jajaran pohon pinus yang Subhanallah, Luar biasa sekali Ciptaan Tuhan ini.

Asal usul Tebing ini adalah konon dari seorang bapak bernama Pak Asep (ganteng kali ya #mikir keras) yang dulu sering berada di area tebing ini, kemudian ia punya inisiatif untuk mengubahnya menjadi sebuah tempat yang sangat keren ini. Namanya TEBING KARATON Bukan kraton, keraton atau apalah kalian menyebutnya, kenyataan pak asep menamainya dngan bahasa sunda halus KARATON alias Tebing Surga gituu. hmmm ceritanya terlalu panjang, pokoknya kalo masuk sudah ada sebuah bacaan tentang kisah kedekatan pak asep dengan si tebing ini.

Nihh dia Pintu loketnya, sampingnya ada mushola kecil, Foto kak Adhyt sama eteh terlihat serasii .. hahaha *peaceee
Jalan utama dari pintu masuk lumayan freshh, kece abisss, samping kiri tuh tebing ati2 yaaa kalo jalan lihat kanan kiri depan belakang, jangan selfi mulu...


 Ini dia tebing, bayangin kalo kepleset kebawah gimana coba,,,,
 Kalo foto yang satu ini, mungkin yang motret lagi free kurang kerjaaan, orang selfie difoto sampingan sama kaki orang lagi.. hadddeeeehhh
Berhubung punya teman yang tidak sealay saya, yang sana sini sibuk foto, lumayan lah kayak punya fotografer rasanya... Perjuangan banget si teteh mau fotoin begini, masalahnya hari libur lagi rame banget yang menuju lokasi wisata yang satu ini, katanya sih lagi ngehits gitu, nu wisata bandung tea!!
padahal kanan kiri bawahh tuhh banyak yang lagi foto dengan gaya bermacam2.
 Jajaran view landscape pohon pinus dari atas tebing
 Entahlah 2 foto ini diambil dalam keadaaan kondisi eteh yang kurang stabil kayaknya,, *peace, entah karena mungkin eteh naksir nihh cowok atau mungkin faktor alam, itu foto gayanya bisa samaan dengan mas2 kece. Atau mungkin mas2nya aja yang ingin numpang narsis di kamera kami.. :D
 Kak Adhyt kelamaan motretnyaaaaaaaa.........
 Sebagai lokasi wisata diatas tebing, sudah menjadi barang wajib sebuah menara pandang itu harus ada. Dan inilah tempatnya menara pandang tingkat 3... dari sini akan terlihat dari atas view full frame dari tebing kraton ini..

 Nihh Dia Si Otong, Kalo kamu kesini, Pasti bakalan ketemu sama yang namanya si Otong ini (panggilan akrab saya, jangan ditiru :P )
dia juga nggak kalah narsis, lumayan nih foto buat promosiin si otong kalo mau ngojeg sama dia aja.. hahahhah
Banyak berbincang sama si Otong ini, Dia orangnya lembut alias pandai merayu layaknya tukang ojeg beneran, dan inilah perbincangan kami:
Otong: "Teteh kesini naik apa?"
Gue: "Rombongan tong, jalan kaki... (ya naik mobil lah.. parkiran depan mobil semua kelesss tong) :(
Otong: "heheh, teteh bisa aja... Teteh nggak pengen ke bukit moko??"
Gue: "Jauh nggak tong? Deket nggak dari sini?"
Otong: " jauh teh, kalo ngojek 200ribu, deket sama puncak bintang."
Gue: " owhh cuma 200rb (sambil nyengirrin si otong), emang mobil gk bisa masuk??" (padahal gue tau mobil bisa sampe parkiran :D ).
Otong: " iya teh, nggak bisa harus ojeg, itu keliat dari sini tehh bukitnya sama puncak bintang"
Gue: "haahh, yang mana Puncak Bintangnya??
Otong: "Itu Tehh yang ada bintangnya"
Gue: "Owhh itu yang ada Bintangnya itu Puncak Bintang (sambil nunjuk kesana , nggak tau apa yang gue tunjuk *wkwkwkwk)
Otong: "Iya, keliatan teteh bintangnya kan?""
Gue: "Iyee Tong, yang ada bintangnya itu kan?!! (Iyain aja deh biar otong seneng, padahal yang gue lihat cuma bukit ada pohonnya :D)

Hhaaha,,, jadi sebenarnya nama si Otong ini adalah si Diva, nggak jauh beda kan sama nama saya Defi.. hihhiihiii

 Seperti biasa saya pasti tepar dulu,balas dendam semaleman nggak merem...
Ini nihh spot paling hits disini, batu ini menjadi saksi kalo kita pernah ke tebing kraton,,
di batu ini pokoknya anda bisa bernarsis selfie ria, dengan macam gaya, gaya terbang, gaya nangis, gaya lagi seneng, gaya galau, gaya kedinginan (kayak saya), gaya lompat juga boleh kalo nggak takut jatuh kebawah, paling cuma berapa kilometer kalo jatuh paling terguling2, tohh ada asuransi kan  kalo nggak takut jurang hehehehh,, hmm tak boleh seperti itu ya, tetap jaga kewaspadaaan anda jangan over narsis..

 Full frame banget, padahal belakang jurang.. :D
 Ini dia gaya foto paling Nge-Hits di tahun 2015, ahahhaha
Ciee yang lagi berduaan, ati2 depan jurang ya... mbaknya dijagain ya mas, jangan sampe jatoh, ..

One Day Trip spesial di bulan terakhir di tahun 2015 bersama tukang jalan kak linda dan kak adhyt, Bandung, Negeri Van Java.. Selalu ada Cerita dibalik Tawa and Every Photo has a Story (bahasa kekiniannya katanya sihh)